Beban Hidup dan Beban Mati (PPURG 1983)

Salam Enginering kawan, Pusing dengan mata kuliah Statistika ? sama saya juga hehe.. tapi bawa enjoy aja kawan, mari kita bahas apa itu Statika. Dalam kesempatan kali ini kita bahas pengertian dasar, dan jenis dari beban-beban yang ada pada suatu konstruksi, jangan langsung keperhitungan nanti pusing duluan hahaha.. oke apa itu Statistika ? Statika atau Statistika atau Mekanika Teknik merupakan ilmu yang mempelajari tentang kekuatan suatau bangunan (konstruksi) dari segi pembebanan atau gaya-gaya yang mempengaruhi ketidak setabilan pada bangunan/konstruksi itu sendiri. Pembebanan menjadi pokok utama dalam Mata Kuliah ini, Karena dalam perhitungannya jumlah semua beban (gaya aksi)  harus = 0 terhadap gaya reaksi yang di berikan. Sehingga apabila suatu bangunan sudah memenuhi syarat tersebut bangunan tersebut sudah dalam keadaan stabil, maka dari itu Semua beban yang ada pada bangunan harus benar-benar di perhitungkan, agar bisa menghasilkan bangunan yang kokoh dan tidak mudah ambruk. 

Secara garis besar terdapat 2 gaya yang dapat mempengaruhi kesetabilan pada suatu bangunan, yakni Gaya External dan Gaya Internal . seperti yang kita ketahui bahwa internal itu menyangkut  bagian dalam dan External menyangkut bagina luar. 

1. Gaya Internal  gaya yang berasal dari dalam yakni, beban  bangunan itu sendiri. beban pada banguna terbagi menjadi dua bagian, Beban Hidup dan Beban Mati.

a.)     Beban Hidup (Live Loads) merupakan Semua beban yang ditimbulkan bukan karena konstruksi itu sendiri artinya beban tersebut bukan bagian dari beban yang di hasilkan oleh bangunan, seperti beban kolom, balk dsb. maka dari itu Beban Hidup dapat di definisikan sebagai beban yang berasal  karena adanya penggunaan ataupun hunian di dalamnya karena itu sifat nya bisa berubah-ubah/bergerak . Beban hidup pada bangunan itu sendiri meliputi berat manusia,lemari-lemari dan benda furniture lainnya,  juga benda-benda yang dapat dipindahkan (bergerak). 


Tabel 2.1.a. Beban Hidup
No.
Beban Hidup
Kg/m2
1.
Lantai dan tangga, kecuali yang di sebut dalam (b)
200
2.
Lantai dan rumah tinggal sederhana dan gudang-gudang tidak penting, yang bukan untuk toko atau ruang kerja
125
3.
     Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, restorant, hotel, asrama dan rumah sakit.
250
4.
     Lantai ruang olahraga
400
5.
Lantai ruang dansa
500
6.
     Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk pertemuan yang lain dari pada yang di sebut  dalam (a) s/d (e), seperti mesjid, gereja, ruang pagelaran, ruang rapat, bioskop, dan  panggung penonton dengan tempat duduk tetap.
400
7.
     Panggung penonton tempat duduk tidak tetap atau untuk penonton yang berdiri.
500
8.
Tangga, bordes tangga, lantai, dan gang dari ruang-ruang yang disebut dalam poin (c)
300
9.
Tangga, bordes tangga, lantai, dan gang dari ruang-ruang yang disebut dalam poin (d), (e), (f) dan (g)
500
10.
Lantai ruang pelengkap dari ruang-ruang yang di sebut (c), (d), (e), (f), dan (g)
250
11.
Lantai untuk : pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, toko buku, toko besi, ruang alat-alat danruang mesin, harus direncanakan terhadap beban hidup yang ditentukan tersendiri, dengan minimum
400
12.
     Lantai gedung parkir bertingkat :
            *  Untuk lantai bawah
           *  Untuk lantai tingkat lainnya

800
400
13.
    Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar harus direncanakan terhadap beban hidup dari lantai ruang yang berbatasan, dengan minimum
300
  
b.)   Beban Mati (Dead Loads)merupakan kebalikan dari Beban Hidup, dimana semua beban mati berasal dari bangunan (konstruksi) itu sendiri yang sifat nya tetap, juga termasuk beban yang dihasilkan dari mesin atau peralatan tetap yang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari bangunan itu sendiri. Beban Mati itu sendiri meliputi Beban Struktural seperti, berat Kolom, Balk, Dinding, Plat Lantai, Penutup Atap dsb.


Tabel 2.1.b. Berat sendiri bangunan dan komponen gedung 
NO
Bahan Bangunan
Berat Sendiri (Kg/m3)
1
Baja
7850
2
Batu alam
2600
3
Batu belah, batu bulat, atau batu gunung(berat tumpuk)
1500
4
Batu karang (berat tumpuk)
700
5
Batu pecah
1450
6
Besi tuang
7250
7
Beton
2200
8
Beton bertulang
2400
9
Kayu (kelas I)
1000
10
Kerikil, koral (kering udara sampai lembab, tanpa ayak)
1650
11
Pasangan bata merah
1700
12
Pasangan batu belah, batu bulat, batu gunung
2200
13
Pasangan batu cetak
2200
14
Pasangan batu karang
1450
15
Pasir (kering udara sampai lembab)
1600
16
Pasir (jenuh air)
1800
17
Pasir kerikil, koral (kering udara sampai lembab)
1850
18
Tanah, lempung dan lanau (kering udara sampai lembab)
1700
19
Tanah, lempung dan lanau (basah)
2000
20
Timah hitam (timbel)
11400
(Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983)

1. Gaya External  gaya yang berasal dari Luar seperti, beban  angin, Getaran yang di akibatkan Gempa. Mari kita bahas kedu beban tersebut.


a.)    Beban Angin
Beban angin adalah beban yang bekerja pada bangunan atau bagiannya karena adanya selisih tekanan udara (hembusan angin kencang). Beban angin ini ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (isapan angin), yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang bangunan yang ditinjau.

Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, besarnya tekanan tiup angin ini harus diambil minimum 25 kg/mluas bidang bangunan yang ditinjau. Sedangkan untuk di laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai tekanan tiup angin ini diambil minimum 40 kg/m2, serta untuk daerah-daerah di dekat laut dan daerah-daerah lain dimana kemungkinan terdapat kecepatan angin yang mungkin dapat menghasilkan tekanan tiup yang lebih besar dari yang ditentukan di atas, maka tekanan tiup angin tersebut harus dihitung dengan rumus:
p = V2/16    (kg/m2)
  


Dimana : p  = tekanan tiup angin (kg/m2).
    V  = kecepatan angin (m/detik).
c) Beban Gempa
Beban gempa adalah semua beban statistic ekuivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal pengaruh gempa pada struktur gedung di tentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka yang di artikan dengan beban gempa di sini adalah gaya – gaya dalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.

Sumber Ref. : (http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/civil-engineering/2005/Artikel_10300035.pdf )                                                         

Apabila ada Tambahan silahkan isi pada kotak komentar :)


Salam,
AK
Share:

Translate

Total Pageviews

Service

Nama

Email *

Pesan *