Teknologi yang berkembang
di semua bidang, tidak terlepas dunia konstruksi yang semakin maju dan
berkembang di dunia, termasuk Indonesia, menuntut semua pihak untuk terus
belajar dan mengikuti perkembangan agar tidak tergerus dan bisa bersaing.
Inovasi modern dalam pembangunan seperti Beton pracetak saat ini sudah banyak
digunakan. Pembangunan konstruksi. Metode pracetak mampu mereduksi waktu hingga
50 % dan anggaran biaya kurang lebih sampai 10% di bandingkan metode terdahulu
(Konvensional). Pembangunan pada daerah gempa tinggi menggunakan struktur beton
memerlukan analisa detailing yang baik dan benar agar struktur beton dapat
berprilaku daktail dan mampu menahan beban gempa (Struktur tahan Gempa). Pada
saat menggunakan metode pracetak perencanaan detailing terhadap area sambungan
harus dilakukan dengan baik dan di design lebih kuat karena area tersebut
merupakan titik lemah pada metode pracetak. peraturan
yang digunakan diantaranya adalah SNI 1726:2012, SNI 2847:2013, SNI 2847:2002, Precast and Prestressed
Concrete Institute 7Th Edition dan juga
ASCE 7-10.
Dalam perencanaannya diawali dengan tahapan preliminari desain struktur untuk mendapatkan
dimensi alternatif dan menjadi dasar analisa dan dimodelkan menggunakan program
bantu Etabs V9.2.0. Perencanaan
struktur dilakukan pada bangunan 9 lantai dengan material beton menggunakan fc
35 untuk pelat dan fc 40 untuk struktur kolom dan balok, sedangkan mutu baja menggunkan fy 400 Mpa. Adapun hasil dimensi yang di dapat untuk pelat lantai menggunkan
ketebalan 120 mm; dimensi penampang balok utama; B1 400 x 800, B2 350 x 800, B3
350 x 700 dan untuk dimensi penampang kolom; K1 1000 x 1000; K2 800 x 800; K3
650 x 650 dan K5 500 x 500, area sambungan menggunakan grouting
dengan panjang penyaluran batang tulangan ulir sepanjang 750 mm.
Download Pdf ( Size : 2 MB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar